Bukan
tentang aku, bukan tentang kamu. Bukan juga tentang kita.
Kau
tidak pernah tahu ya? Ya, karena aku juga tidak pernah memberi tahu.
Tentang
segala rasa yang makin kesini makin deras, meluap.
Seperti
sungai yang mengalir tanpa peduli ada air terjun yang dapat menjatuhkan
semuanya ke bawah.
Tapi,
apakah kamu tidak pernah sadar?
Atau
peka sedikitpun?
Tak
apalah, jika kau tak bisa bahkan tak mau menyadarinya.
Toh,
aku juga tak ingin terlalu berharap.
Namun,
apalah arti rasa jika tak terbalaskan.
Yah,
aku siap menerima semua keadaan.
Kau
tahu kan, waktu demi waktu tak dapat dipungkiri.
Dia
berjalan maju, tak sedikitpun menengok ke belakang.
Membiarkan
apa saja yang melewatinya untuk tersenyum atau terluka.
Apa
aku harus seperti waktu yang terus berjalan maju?
Bersamamu,
tanpamu.
Tersenyum,
hingga terluka.
Dalam
jauhmu, kau mengajarkanku arti ketulusan dalam senyum dan jalani hidup.
Sampai
bimbang yang takkan ada ujungnya.
Dalam
jauhmu? Jauh?
Tidak,
sebenarnya kita dekat.
Raga,
fisik.
Namun,
karena ketidaktahuan-mulah yang membuatnya terasa jauh.
Hati,
batin.
Walau
begitu,
Dengan
ceria aku kan menikmati indahmu.
Kan
ku curi semua kesempatan yang ku dapat.
Meski
hanya sebuah tatapan tak bermakna.
Aku
bisa bahagia.